PURWAKARTA, eramediapos.com,- Tangannya lincah menari di atas tuts piano, mengalunkan harmoni yang membius para juri. Waktu seakan berhenti di ajang The VIII International Liszt Ferenc di Malaysia Preliminary 2025. Dan ketika nama itu dipanggil—Nino Febrian Ammar Rifai—sorak kemenangan pun membahana. Santri SD Plus 3 Al-Muhajirin ini sukses menyabet medali emas.
Usianya masih belia, namun semangatnya menembus batas. Nino, yang tumbuh dalam lingkungan sekolah berbasis pesantren, selain piawai menghafal Al-Qur’an, juga menguasai dunia musik klasik. Sebuah kombinasi yang jarang ditemukan, dan inilah yang menjadikannya istimewa.
Di ajang prestisius tersebut, Nino tampil dengan penuh percaya diri. Jemarinya menyentuh nada-nada Franz Liszt dengan presisi. Alunan yang ia ciptakan bukan sekadar nada, tetapi perasaan, jiwa, dan ketulusan. Para juri tak ragu memberikan nilai tertinggi. Dan kini, pintu menuju panggung dunia terbuka lebar: Budapest, Eropa.
Kompetisi piano internasional di ibu kota Hungaria itu bukan sekadar ajang tanding. Di sana, talenta terbaik dari berbagai negara akan bertemu, menunjukkan kepiawaian mereka dalam meramu melodi. Dan Nino, santri cilik dari Purwakarta, akan menjadi salah satunya.
Kepala SD Plus 3 Al-Muhajirin, para guru, hingga sesama santri, semua bangga. “Ini bukan hanya kemenangan bagi Nino, tetapi juga kebanggaan bagi kami semua,” ujar salah satu gurunya.
Kini, persiapan menuju Budapest menjadi fokus utama. Latihan semakin intens, dukungan terus mengalir. Orang tuanya, yang sejak awal mendukung penuh perjalanan musiknya, tak bisa menyembunyikan rasa haru.
“Siapa sangka, dari Purwakarta menuju Eropa,” ujarnya yang menyaksikan langsung perjuangan Nino.
Tak ada yang mustahil. Nino Febrian Ammar telah membuktikannya. Dari pesantren, dari ruang kecil tempatnya berlatih setiap hari, ia melangkah ke panggung dunia. Dan siapa tahu, di Budapest nanti, sejarah baru akan tercipta.
Reporter : Red
Tags
Pendidikan